Selasa, 29 Desember 2009

Pers Mahasiswa

Ketika mahasiswa kehilangan wadah sebagai tempat untuk menggambarkan dan merepresentasikan perasaan mereka mengenai kehidupan, maka di pers mahasiswa inilah tempat ‘pelariannya’. Pers mahasiswa (persma) merupakan salah satu sarana pelampiasan gelora jiwa muda mahasiswa yang positif. Gelora untuk mengkritik, gelora skeptis, dan gelora nasionalis. Dalam membangun sebuah persma, kita harus memiliki idealisme yang kuat, agar tidak terbawa arus industrialisme dan kapitalisme.

Walaupun pada akhirnya banyak di antara pers mahasiswa tidak dapat mempertahankan idealisme mereka saat berada di dunia kerja nantinya. Mau tidak mau, suka tidak suka, mereka akhirnya harus mengalah dengan situasi yang ada. Situasi di mana mereka harus memilih mempertahankan ideologi atau mempertahankan ‘kehidupan’.

Memang sulit untuk mempertahankan idealisme dan moral pada zaman bobrok sekarang ini. Hal yang dapat kita lakukan sebagai seorang pers mahasiswa adalah tetap berpegang teguh pada idealisme pokok yaitu berpihak kepada kebenaran. Walaupun pada realitasnya hal ini sangat sulit untuk diwujudkan karena keadaan zaman yang terus berubah-ubah. Sehingga mau tidak mau kita harus bisa menjadi golongan dinamis agar tidak terlindas oleh waktu. Lagipula cara-cara yang mungkin ampuh digunakan pada zaman dulu, mungkin saja tidak bisa dipakai pada masa sekarang. Era ini sudah menggila. Kita sulit untuk membedakan mana yang hitam dan putih. Yang ada hanya abu-abu kehidupan. Masyarakat berilmu boleh jadi semakin banyak, namun pertanyaannya apakah dengan berilmu mereka semakin peduli terhadap keadaan sekitarnya? Atau malah semakin individualistis dan cenderung apatis dengan hal yang demikian?

Golongan skeptis pun semakin banyak berkembang. Tetapi ke-skeptis-an mereka lebih kepada mempertanyakan apakah dengan idealisme kita bisa makan? Ketika zaman telah berada di bawah hegemoni kapitalis, lebih baik bungkam daripada ‘mati’ (karena tidak makan) akibat idealisme.

Cara lain yang dapat digunakan untuk mempertahankan eksistensi pada masa sekarang yaitu memberikan kinerja terbaik di bidang pers sehingga dengan membaca tulisan kita, masyarakat bisa tergugah untuk melakukan perubahan dan mengerti apa yang seharusnya mereka perangi bersama. Selain itu kita juga bisa melakukan beberapa aksi, tidak hanya berbentuk demo, namun lebih kepada gerakan yang membangun, seperti seminar, diskusi umum, kuliah umum dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar