Minggu, 11 Januari 2009

The Poor Palestine

Kita pasti sudah mendengar kabar dari Palestina sana. Agresi militer yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina benar-benar tidak manusiawi. Padahal itu sudah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun, sampai sekarang peperangan itu belum juga berakhir dan ini adalah penyerangan terbesar selama 10 tahun terakhir. Perang yang banyak memakan korban dari pihak Palestina itu sebenarnya tidak seimbang. Pihak Israel itu menyerang memakai alat-alat yang serba canggih karena mendapat backing dari negara-negara dunia yang boleh dikatakan memiliki kuasa (bahkan adikuasa) di dunia. Sedangkan Palestina hanya menyerang dengan menggunakan senjata sederhana dan negara pendukung Palestina hanya negara yang boleh dikatakan keberadaannya tidak begitu penting. Negara yang hanya dapat membantu dengan doa karena takut kalau terlalu radikal membela maka akan dikucilkan dari peradaban dunia. Lagipula para zionis-zionis itu pasti sudah menyebar di seluruh dunia. Dan biasanya di setiap negara, para zionis itu memegang peranan penting, baik itu mungkin di bidang ekonomi atau bahkan pemerintahan. Jadi agak sulit memang membantu negara Palestina secara menyeluruh.

Kalau kita telusuri dari asal mula perpecahan itu. Perpecahan itu sendiri terjadi karena para Yahudi itu (Zionis-International) ingin memusatkan kekuasaanya di Palestina. Mereka ingin menjadikan Palestina sebagai pusat kekuasaan Yahudi. Mereka kemudian memindahkan anggota-anggota Konspirasinya ke Palestina dan berusaha mengusir masyarakat asli Palestina dari tanah mereka sendiri. Sebenarnya mereka memiliki alasan khusus mengapa kota Palestina yang mereka incar untuk dijadikan pusat kekuasaan mereka. Yaitu karena nenek moyang mereka dahulunya (Peter Sang Ksatria) pernah berkata bahwa Masjidil Aqso itu terdapat harta Nabi Sulaiman as. dan mereka ingin menguasai harta tersebut. Namun sampai sekarang, setelah dilakukan penggalian di pondasi Masjidil Aqso, harta tersebut tidak ditemukan sama sekali. Tapi mereka tetap teguh pendirian untuk mengambil alih kota Palestina dan membangun Haikal Sulaiman di atas puing Masjidil Aqso yang akan mereka hancurkan kelak. Bangunan itu nantinya akan dijadikan singgasananya Sang Raja Israel yang dinanti-nanti oleh para keturunan pembunuh Nabi-nabi Allah ini yang kita kenal dengan sebutan Dajjal. Memang, hanya kepada Allah-lah tempat kita berlindung.

Dewan keamanan PBB sudah berapa kali melakukan menyelesaian terhadap masalah ini. Tetapi tidak menemukan titik terang, sampai presiden kebanggaan Palestina, Yaser Arafat, mangkat. Memang belum terlihat upaya yang begitu nyata yang dilakukan oleh Dewan Keamanan PBB terhadap masalah ini. PBB, sampai pergantian Sekjen saat ini (Bang Ki Moon) seperti masih menjadi “boneka” bagi AS. Dan AS yang notabene memihak ke Israel juga terlihat masih ingin “bermain-main” dengan negara Palestina.

Jujur… Mendengar berita tentang Palenstina itu, hatiku miris. Bayangkan, sudah berapa banyak korban yang berjatuhan. Orang-orang yang tidak berdosa wafat, anak-anak kecil menangis mencari orang tuanya, anak-anak kecil menjerit menahan sakit terkena serpihan-serpihan material bom, orang-orang yang masih bisa hidup pun disiksa dengan ditutupnya jalur tempat penyaluran kebutuhan pokok. Sungguh!! Ternyata memang ada orang yang berhati jahat seperti itu… Bagaimana kalau keadaannya kita balik? Para Zionis itu disiksa seperti yang mereka lakukan terhadap Palestina. Apa yang akan mereka lakukan? Huf! Biarkan Allah saja yang membalasnya.

Kamis, 08 Januari 2009

Kau benar-benar membuatku gila


Sekarang aku benar-benar minta tolong kepada kalian-kalian semua. Kepalaku sudah mulai puyeng, mataku berkunang-kunang, bibir pecah-pecah. Itulah ciri-ciri orang keracunan Aksiologi. Oh..Aksiologi. mengapa engkau ada dan diciptakan? Sumpah!! Engkau benar-benar membuatku gila.

Sampai sekarang aku masih bingung ingin menulis apa ditugas ujian ISODA (Ilmu Sosial Dasar)-ku. Sudahku coba mencari buku yang memuat namamu, tapi tidak ada satupun yang nyantol di otakku. Aku mencoba untuk bertanya ke kakak kelas yang menurutku mengerti hal seperti itu. Memang, mereka menjelaskan dengan panjang lebar dan sangat detail. Tapi dari sekian banyak yang mereka jelaskan yang dapat aku tangkap hanya “Aksiologi adalah filsafat nilai”. Hanya itu…

Mudah-mudahan itu bukan karena otakku yang RAMnya hanya 64MB, jadi cara kerja otakku lemot. Aksiologi ini sebelumnya sudah pernah dijelaskan oleh dosenku, tapi aku kurang ngerti. Bahakan Ontologi dan Epistemologi pun sudah pernah diperbincangkan sebelumnya. Tapi pemikiranku belum sampai ke arah sana. Terlampau berat untukku. Mungkin ini karena aku kurang suka membaca buku yang berhubungan dengan hal-hal yang demikian.

Huf!! Semoga saja akan datang sebuah petunjuk dari langit..

Sabtu, 03 Januari 2009

Welcome 2009

Pret… Pret… Pret…

Ciuuu… Ciuuu… Cëtâs…

Bunyi terompet dan kembang api terdengar silih berganti. Yeah,tahun baru, boy! Tidak terasa tahun 2008 sudah kita lewati. Apa saja yang telah kita lakukan selama setahun kemarin? Dan apa yang harus kita lakukan di tahun yang baru ini?

Hal itulah yang harus kita pertanyakan sekarang. Jangan hanya bisa merayakan pergantian tahun saja, tapi kita harus tahu makna yang ada di balik pergantian tahun tersebut. Nah, ayo sekarang kita renungkan sama-sama! OK…

3…2…1…Happy New Year!

Apa yang aku lakukan untuk menyambut tahun baru 2009? Ini dia…

Sebelumnya aku tidak mempunyai rencana apa-apa. Hanya ingin menghabiskan waktu dengan menonton televise di kosan saja. Tapi kebetulan temanku datang dari Bandung dan mengajakku ke Prambanan (lihat posting sebelumnya.red). Di sana aku bertemu dengan kakak kelasku. Mereka mengajak kami untuk merayakan pergantian tahun bersama mereka. Kami yang tidak mempunyai acara menerima tawaran menarik tersebut.

Kami melaksanakan acaranya di sekre IA SMANSA. Acaranya sih simple aja, makan-makan, kemudian dilanjutkan dengan acara bakar-bakar jagung dan pisang. Namun ada beberapa yang mencari kesibukan masing-masing. Yang main gitar. Ada yang main kartu. Dan ada yang uni-uni yang lagi masak.

Mmm… Enak! Kebersamaan kita juga benar-benar terasa pada saat itu. Jadi inget kampung halaman. Hiks…hiks…

Waktu begitu cepat berlalu. Ternyata jam sudah menunjukkan pukul 12.59. 60 detik lagi. Jadi deg-degan nih! Sebentar lagi tahun baru. Apa yang akan terjadi di tahun itu? Entahlah… Kita jalani saja.

Kalian sudah siap… 3…,2…,1…,Happy New Year!

Hiks… Selamat tinggal tahun 2008. Selamat datang 2009…

Goes to Prambanan…




Aku ke sana bersama dua orang temanku. Aku belum pernah ke Prambanan sebelumnya. Kebetulan temanku, Vera, dari Bandung datang ke Jogja untuk berlibur dan dia meminta aku dan Ayu (teman di Jogja) untuk menemaninya ke Prambanan. Kami ke sana naik Trans Jogja. Kita pergi ke sana benar-benar tidak tepat waktu. Berhubung hari ini adalah tanggal 31 Desember dan besok tahun baru, pasti orang-orang beramai-ramai mengunjungi tempat-tempat wisata untuk merayakan pergantian tahun tersebut. Jalan penuh sesak, bus Trans pun pada penuh-penuh. Kami pun terpaksa menunggu bus berjam-jam.

Akhirnya kami sampai di daerah Prambanan. Dari shelter Trans kami naik becak ke depan gerbang Prambanan. Di sana sudah banyak terlihat pedagang-pedagang yang menjajakan barang dagangannya. Sesampai di loket, kami membeli karcis. Terus terang aku terkejut mengetahui karcis masuk candi harganya 12.500. Menurut aku, harganya tidak sebanding dengan yang akan dilihat nantinya. Padahal kita hanya bisa melihat bangunan utamanya (sedang dalam perbaikan pasca gempa Jogja), tidak diperbolehkan masuk. Kemudian patung-patung budha di dalam beberapa candi sudah banyak yang hilang. Benar-benar Indonesia! Yang tidak menghargai sejarah. Masih jelas dalam ingatan, peristiwa pemboman Candi Borobudur beberapa tahun silam. Terlihat betapa bobroknya mental rakyat Indonesia. Aku berharap bisa mengubah mental tersebut. Yang pasti memulai dari diri sendiri dulu.

Aku berkeliling di sepanjang Candi Prambanan tersebut. Kami pun tak lupa untuk mendokumentasikan moment tersebut. Huff! Dan lagi-lagi aku yang jadi seksi dokumentasi. Memang, aku agak malas difoto, jadi it’s OK for me, right! Hanya sedikit bangunan candi yang masih bisa dimasuki, karena sebagian besar bangunannya rusak.

Candi-candi kecil di sekeliling candi utama susah banyak yang roboh. Aku tidak habis pikir, mengapa candi tersebut masih dibuka untuk umum. Kalau misalnya bangunan candi tiba-tiba saja roboh, mungkin akan memakan korban jiwa. Niat untuk berwisata, malah kehilangan nyawa. Itu sangat tidak lucu.

Kalau dibandingkan dengan Candi Borobudur, Candi Prambanan memiliki ukiran yang lebih detail. Jadi relief yang terdapat pada dinding-dinding candi lebih detail bila dibandingkan dengan Candi Borobodur.

Tak terasa hari sudah mulai sore. Kami memutuskan untuk pulang. Kami takut kalau pulang terlalu malam, jalanan akan macet. Kami pun berjalan menuju halte Trans Jogja. Oh ya, tadi kami kebetulan bertemu dengan kakak kelas di SMA dulu. Jadi kami memutuskan untuk pulang bareng.

Yeah, that’s all!! Sampai ketemu di posting berikutnya…

About minang 1..

Di posting kali ini, aku akan membahas segala sesuatu mengenai adat minang (Sumatera Barat.red) yang sering dipertanyakan oleh orang-orang. Seperti mengenai pria minang yang “dibeli”, warisan yang jatuh ke tangan perempuan, dan masakan padang yang memakai ganja.

Aku akan memulainya dari masalah pria minang yang “dibeli”. Mungkin di antara kalian sudah sering mendengar hal ini. Setahu aku memang ada salah satu daerah di Sumatera Barat yang memakai adat ini, yaitu daerah Pariaman dan sekitarnya. Mungkin sampai sekarang adat itu masih dipakai. “Dibeli” maksudnya di sini pada saat melamar si Pria kita harus mengeluarkan sejumlah uang. Jumlah uangnya juga berbeda-beda. Dilihat dari status keluarganya, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain. Jadi kalau dipikir-pikir memang cukup memberatkan si wanita. Tapi itulah adat. Selagi itu tidak melenceng dari agama dan etika, it’s OK, right!

Kemudian masalah warisan yang jatuh ke tangan perempuan, mungkin ini agak aneh. Masalahnya dalam ajaran agama kaum pria mendapat warisan yang terbesar. Sumatera Barat adalah provinsi yang menganut matrilineal. Jadi garis keturunan mengikuti garis ibu. Mereka sangat penganggap tinggi kedudukan perempuan. Hal ini tidak menyebabkan kedudukan pria menjadi jatuh sebagai seorang pemimpin dan kepala keluarga. Seperti yang kita ketahui pria itu tetap pelindung wanita. Jadi yang Anda lihat di sebuah film tentang bagaimana sebuah keluarga minang, yang istri menindas suaminya, itu tidak benar adanya. Di dalam sebuah keluarga minang, seorang pria tetap kepala keluarga.

Maksud warisan jatuh ke tangan wanita bukan seluruh harta untuk pihak wanita saja. Jadi harta keluarga itu dikelola oleh wanita. Sama seperti dalam sebuah organisasi ada seorang bendahara untuk mengatur uang, bukan semata-mata seluruh uang milik dia. Toh suatu saat kelak, harta itu akan turun ke anak-cucu mereka. Lagipula pihak pria dianjurkan untuk memiliki pekerjaan agar tidak merepotkan orang tua. Uang yang dipakai untuk menghidupi keluarga adalah murni dari hasil kerja keras, bukan warisan semata. Jadi harta warisan itu hanya bersifat pusaka, atau dalam istilah minang “harato pusako”.

Selanjutnya masalah masakan padang yang memakai ganja. Aku pernah mendengar segelintir gosip mengenai ini. Terus terang aku sangat kesal. Masakan padang itu memang sangat digemari dan disukai di manapun dia berada. Mungkin ada beberapa pihak yang jealous karena masakan padang dapat diterima di berbagai tingkatan manapun, kemudian menyebarkan gosip yang nggak-nggak untuk menjatuhkan reputasinya. Padahal, coba dipikir buat apa memasukkan ganja ke dalam masakan. Mungkin ada beberapa rumah makan yang nakal melakukannya, tapi itu jarang terjadi. Kalau memang tidak percaya, coba saja Anda ambil sampel masakan padang dari rumah makan padang yang Anda curigai memakai ganja, kemudian Anda bawa sampel itu ke BPOM. Periksakan, apakah di dalamnya terdapat kandungan ganja atau tidak. Sip!

Mungkin hanya itu postingan aku kali ini. Kalau ingin bertanya-tanya seputar Ranah Minang (Sumatera Barat.red) kirim saja ke e-mail-ku. Akan aku coba jawab semampuku… See ya!

Pantai Oh Pantai…

Ini yang kedua kalinya aku pergi ke pantai di Jogja. Sebelumnya aku sudah pergi dengan Forkommi (Forum Komunikasi Mahasiswa Minang). Nah, sekarang aku pergi bersama IA (Ikatan Alumni) SMANSA Padang Panjang. Kali ini kami akan pergi ke Pantai Krakal dan Sundak. Jarak yang ditempuh dari UGM ke Pantai tersebut kira-kira memakan waktu 2 jam. Dan itu merupakan perjalanan yang cukup melelahkan. Kami janjian kumpul pukul 08.00. Tapi karena kami anak-anak Indonesia (yang notabene suka ngaret), akhirnya kami berangkat pukul 9 lewat-lewat dikit. Kami berangkat dengan menggunakan bus ber-‘NSP’. Bunyinya “nyeot…nyeot…krik..”. But, it’s OK. Yang jelas having fun,yeah!

Di perjalanan kita nyanyi bareng. Mulai dari nyanyi D’Masiv, ST 12 (parah!), Nidji, sampai lagu-lagu minang kami bawakan. Perjalanan jadi tidak membosankan. Walaupun ada sih yang tidur. Jalan menuju pantai berkelok-kelok. Bagi yang belum terbiasa berjalan jauh dengan menggunakan bus, mungkin akan mual (masuk angin).

zzztt...

Tak terasa kita sudah sampai di gerbang menuju pantai. Kami pun membayar uang masuk dan uang parkir bus (pikiran kami saat itu, ternyata keluar dari Pantai Krakal kami ditagih tukang parkir). Kemudian melanjutkan perjalanan menuju pantai. Awalnya kami memutuskan ke Pantai Krakal. Saat itu Krakal sedang ramai-ramainya. Ternyata Pantai Krakal tak seindah dan sebersih yang dibayangkan. Banyak sampah-sampah yang bertebaran.

sampah yang bertebaran di pantai kerakal

Setelah berfoto-foto sebentar, kamipun memutuskan untuk pindah ke pai tetangga, maksudnya Pantai Sundak.

Pantai Sundak kira-kira 15 menit dari Pantai Krakal. Dan wow… benar-benar pantai yang indah. Walau masih ada sampah yang bertebaran, tetapi tidak separah di pantai sebelumnya. Kami pun mulai menurunkan barang-barang dari atas bus dan mencari tempat untuk duduk. Menggelar tikar dan makan. Kebetulan jam sudah menunjukkan pukul 11.35 dan perutku sudah bunyi-bunyi (kriuuuuk!). Akhirnya kita makan…

mmm... mak nyos!!

Perut sudah kenyang, apa yang akan aku lakukan lagi? Aha…! Nyebur ke laut. Saat pergi ke pantai pertama kali, aku tidak sempat nyebur ke laut. Ombak saat itu sangat tinggi karena sedang musim angin. Apalagi air di Pantai Depok itu kotor. Jadi sekarang aku puas-puasin main air di laut. Widi…! Lasuah… Rang ndak nio pulang do,ma… Ancak-ancak kironyo Pantai di Jogja ko. Baa lai ko? Lah takabek ha, ma!![1] Kembali ke bahasa Indonesia, benar-benar seru. Memang matahari saat itu sedang terik-teriknya, tapi tidak membuat surut semangat kami, para pemuda minang. Merdeka! (kambuh) Tapi hanya beberapa orang yang ikut bermain bersamaku. Yang lain menunggu matahari agak condong (menunggu sore).

semangat pemuda-pemudi minang

Setelah capek bermain, aku dipanggil oleh uda-uda untuk kembali ke tenda. Soalnya akan diadakan beberapa games. Permainannya antara lain memindah-mindahkan karet gelang, main tali berantai, dan main lempar-lempar air. Seru!! Kelompokku hanya sekali memenangkan games, yaitu pada permainan lempar-lempar air. Beberapa rangkaian acara telah selesai. Untuk mengisi kekosongan waktu, aku kembali nyebur ke laut. Kami pun bermain polo air (benar nggak nama permainannya? Atau bola air?). Pertandingan berlangsung sangat sengit. Awalnya tim-ku memimpin permainan, tapi karena kurang kompak akhirnya tim-ku kalah dengan skor 12-10.

Jam sudah menunjukkan pukul 17.00. Energiku sudah mulai habis. Akupun isi ‘bensin’, maksudnya makan. Setelah selesai makan, aku membersihkan badan. Mandi dan sholat. Entah apa yang dikerjakan oleh teman-temanku yang lain. Sepertinya mereka asyik berfoto ria.

Tak terasa tiba saatnya untuk kita pulang. Sebelum pulang, kami melihat sunset dulu dan berfoto-foto. Huff..! Benar-benar hari yang melelahkan sekaligus menyenangkan. Andai waktu dapat berputar kembali (sok nyeni!). Cieeeeeeeeee…!

Sampai ketemu di IA SMANSA’s Activity berikutnya. Ca…….


[1] Widi…! Seru… aku nggak mau pulang, ma… Ternyata pantai di Jogja bagus-bagus. Aduh gimana nih?

Kemesraan Ini Janganlah Cepat Berlalu…

Judulnya aneh, ya?! Pada posting kali ini, aku tidak akan membahas mengenai nyanyi tersebut. Aku akan bercerita mengenai LATPINSAR Forkommi ’08. Terlebih dahulu aku akan menjelas mengenai FORKOMMI. FORKOMMI ini adalah sebuah forum mahasiswa minang yang berkuliah di UGM, Yogyakarta. Tujuan dibentuknya forum ini untuk menjalin dan menjaga tali silahturahmi antar anak-anak minang di UGM. Ketuanya Da Andi, ekonomi 06. Nah, selanjutnya aku akan bercerita mengenai LATPINSAR ini.

Latpinsar itu adalah akronim dari Latihan Kepemimpinan Dasar. Diadakan setiap tahun dan berguna untuk memberikan pengajaran mengenai kepemimpinan dan sebagai acara pelantikan angkatan baru (sejenis ospek). Latpinsar kali ini diadakan di KaliKuning, tanggal 6 Desember. Ketua Latpinsarnya Da Zul. Sebelum hari H, telah diadakan beberapa pertemuan guna mendiskusikan apa-apa saja yang perlu dilakukan, dibawa pada saat Latpinsar nanti. Kita pun dibagi atas beberapa kelompok. Kebetulan aku masuk kelompok Sarikayo (nama yang totok ulok[1]). Anggotanya aku sendiri, Afis, Uki, dan Vivin. Kakak pemandunya adalah Da Abe. Setiap kelompok disuruh membuat ID card, yel-yel, dan pentas seni.

diperjalanan saat menuju kalikuning

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Kami berkumpul di Balairung sayap utara untuk bersama-sama pergi ke Kalikuning. Kami ke sana naik bus dan berangkat pukul 17.30. Sampai di perkemahan kira-kira pukul 6 lewat. Jalan menuju perkemahan ternyata cukup terjal dan berpasir, jadi harus berhati-hati.

Setiba di perkemahan, kami sholat. Huff..! Ternyatanya lagi, kita harus berwudhu ke sungai dan apabila ingin ke sungai harus melewati jalan yang menurun dan licin. Malang nian nasibmu, Nak! Selesai sholat, kami makan.

Agenda acara selanjutnya adalah upacara pembukaan Latpinsar dan jurit.

upacara pembukaan Latpinsar

Jujur, ini adalah jurit pertamaku. Sebelumnya aku berpikir bahwa acaranya akan diadakan pada pagi hari. Ternyata tidak… Setelah pembukaan, maka dimulailah jurit malam yang mendebarkan itu…(background music horror)

Kita tidak didampingi oleh kakak pemandu, jadi pergi berkelompok saja. Lumayan menakutkan. Dan kebetulan kami kelompok yang terakhir. Jadi harus menunggu kelompok yang lain berjalan dahulu.

Sebelum posko utama, ada posko bayangan. Tugas posko bayangan itu mengulur-ulur waktu dan mengisi kekosongan waktu (sepertinya memang begitu). Aku akan bercerita mengenai posko-posko yang ada di sini.

· Posko 1 : Posko yang tugasnya mengajarkan kita supaya menetapkan arah tujuan kita datang ke Jogja ini. Jangan sampai salah jalan. Walaupun setiap manusia pasti berbuat kesalahan, tetapi apabila kita telah menetapkan tujuan utama kita, insya Allah kita akan selalu kembali ke arah yang benar.

· Posko 2 : posko yang menguji keyakinan kita. Apakah kita seorang yang mudah dipengaruhi atau tidak. Jadi di posko ini kita harus bisa mempertahankan argumen dan percaya diri.

· Posko 3 : posko yang nggak banget bahkan bisa dianggap sebagai posko yang nggak penting. Di posko ini kita dikancehin (bahasa Indonesianya dikacangin atau dicuekin). Benar-benar membuat kita sakit hati. Seperti kata banyak orang, “Marahilah aku, asal jangan kau acuh aku.” Kata-kata yang cocok buat posko ini, What’s the hell?.

· Posko 4 : posko yang bertugas mencari-cari kesalahan kita. Apa yang kita lakukan, katakan selalu salah. Dan memang itulah kerjanya. Di posko ini kita harus telinga yang kebal dengan cacian dan marahan yang nggak penting.

· Posko 5 : posko sharing. Posko terakhir sebagai tempat curhat, apa-apa saja yang kita peroleh dari posko-posko yang sebelumnya.

Itulah rangkaian acara pada malam itu. Jurit ini selesai kira-kira pukul 04.00 pagi. Dan aku benar-benar tidak tidur dibuatnya. Badanku gatal-gatal dan memerah semua, kecuali muka. Mungkin karena udara yang dingin. Tapi untunglah tidak menghambatku untuk mengikuti rangkaian acara tersebut.

Paginya, hari hujan. Padahal rencananya akan diadakan outbound. Jadi acaranya diganti dengan bernyanyi bersama-sama. Setelah hujan reda dan makan siang, acara dilanjutkan kembali dengan… nyebur ke sungai.

Kita, angkatan 08, disuruh memakai penutup mata dan dimasukkan ke sungai. Padahal airnya begitu dingin dan gatal-gatalku belum begitu sehat. Entah apa yang mereka lakukan kepada kami, yang jelas aku mereka kepalaku di obrak-abrik. Sepertinya mereka memasang begitu banyak benda di kepalaku. What’s the hell it is, yeah! (Pis…) Dan ternyata benar. Kemudian aku disuruh minum sesuatu yang asin. Aku kira itu adalah telur dan aku tidak sanggup meminumnya. Yack!! Ternyata eh ternyata, itu cuma air garam biasanya. Tapi…, sumpah! Asin banget. Setelah meminum air tersebut, aku disuruh mencium bendera Forkommi (aya-aya wae…). Penutup mata pun dibuka. Kakak-kakak yang tadi mengerjai kami ternyata sudah ada di atas sana, mungkin mereka bermaksud untuk kabur dari kejaran kami. Padahal aku sama sekali tidak ada niat untuk mengejar mereka (Uuuk…Haahaak…).

Dan selesailah rangkaian acara Latpinsar kali ini. Terakhir diumumkan siapa yang akan menjadi Upiak dan Buyung Forkommi 08. Ini adalah tradisi dari tahun ke tahun dan pemenangnya adalah…

Ayu, Geofisika 08 : asal Padang Panjang, sebagai Upiak Forkommi

Memet, Adm. Negara 08 : asal Batusangkar, sebagai Buyung Forkommi

Congratulation bagi Upiak dan Buyung Forkommi 08 yang terpilih (kalian baduo cocok ma… jiahahahahaha[2]). Semoga keakraban ini selalu terjaga. Amin…


[1] Kampungan

[2] Kalian berdua cocok lho… Jiahahahahaha

mY First Beach






Pantai Depok. Inilah pantai pertama yang aku kunjungi di Jogja ini. Aku pergi ke sana bersama Forkommi (Forum Komunikasi Mahasiswa Minang). Awalnya kami berencana ke Pantai Krakal. Kumpul di Sekretariat pukul 09.00. Tetapi karena waktunya molor, kami memutuskan untuk mengubah tujuan untuk ke Pantai Depok saja.

Kami berangkat dengan menggunakan minibus ala kadarnya (jiahahahaahay) pukul 11.00. Jadi sampai di sana kira-kira jam 12-an. Pantainya tidak terlalu bagus. Air dan pasirnya hitam. Aku tidak bisa bermain air di sana, karena ombak saat itu sedang tinggi-tingginya. Dan kebetulan, kami mengambil timing yangkurang tepat. Soalnya kemarin baru saja terjadi peristiwa putting beliung. Hahahahahaha. Memang sebuah keputusan yang aneh, Jack!

Tidak banyak yang dapat dilakukan di sana. Setelah makan ikan (ikan bakarnya enak lho!), aku hanya menikmati pantai dengan duduk di atas perahu nelayan yang sedang bertengger di tepi laut. Kakak-kakak sibuk bergosip ria. Ada beberapa yang bermain bola, ada yang bermain gitar, dan sebagainya.

lagi ngerumpi











Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Sudah saatnya kami pulang. Memang tidak begitu menyenangkan. Tapi lumayan bermanfaat untuk refresh our mind. So, have a nice day, yeah!

saatnya pulang...!