Sabtu, 03 Januari 2009

Kemesraan Ini Janganlah Cepat Berlalu…

Judulnya aneh, ya?! Pada posting kali ini, aku tidak akan membahas mengenai nyanyi tersebut. Aku akan bercerita mengenai LATPINSAR Forkommi ’08. Terlebih dahulu aku akan menjelas mengenai FORKOMMI. FORKOMMI ini adalah sebuah forum mahasiswa minang yang berkuliah di UGM, Yogyakarta. Tujuan dibentuknya forum ini untuk menjalin dan menjaga tali silahturahmi antar anak-anak minang di UGM. Ketuanya Da Andi, ekonomi 06. Nah, selanjutnya aku akan bercerita mengenai LATPINSAR ini.

Latpinsar itu adalah akronim dari Latihan Kepemimpinan Dasar. Diadakan setiap tahun dan berguna untuk memberikan pengajaran mengenai kepemimpinan dan sebagai acara pelantikan angkatan baru (sejenis ospek). Latpinsar kali ini diadakan di KaliKuning, tanggal 6 Desember. Ketua Latpinsarnya Da Zul. Sebelum hari H, telah diadakan beberapa pertemuan guna mendiskusikan apa-apa saja yang perlu dilakukan, dibawa pada saat Latpinsar nanti. Kita pun dibagi atas beberapa kelompok. Kebetulan aku masuk kelompok Sarikayo (nama yang totok ulok[1]). Anggotanya aku sendiri, Afis, Uki, dan Vivin. Kakak pemandunya adalah Da Abe. Setiap kelompok disuruh membuat ID card, yel-yel, dan pentas seni.

diperjalanan saat menuju kalikuning

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Kami berkumpul di Balairung sayap utara untuk bersama-sama pergi ke Kalikuning. Kami ke sana naik bus dan berangkat pukul 17.30. Sampai di perkemahan kira-kira pukul 6 lewat. Jalan menuju perkemahan ternyata cukup terjal dan berpasir, jadi harus berhati-hati.

Setiba di perkemahan, kami sholat. Huff..! Ternyatanya lagi, kita harus berwudhu ke sungai dan apabila ingin ke sungai harus melewati jalan yang menurun dan licin. Malang nian nasibmu, Nak! Selesai sholat, kami makan.

Agenda acara selanjutnya adalah upacara pembukaan Latpinsar dan jurit.

upacara pembukaan Latpinsar

Jujur, ini adalah jurit pertamaku. Sebelumnya aku berpikir bahwa acaranya akan diadakan pada pagi hari. Ternyata tidak… Setelah pembukaan, maka dimulailah jurit malam yang mendebarkan itu…(background music horror)

Kita tidak didampingi oleh kakak pemandu, jadi pergi berkelompok saja. Lumayan menakutkan. Dan kebetulan kami kelompok yang terakhir. Jadi harus menunggu kelompok yang lain berjalan dahulu.

Sebelum posko utama, ada posko bayangan. Tugas posko bayangan itu mengulur-ulur waktu dan mengisi kekosongan waktu (sepertinya memang begitu). Aku akan bercerita mengenai posko-posko yang ada di sini.

· Posko 1 : Posko yang tugasnya mengajarkan kita supaya menetapkan arah tujuan kita datang ke Jogja ini. Jangan sampai salah jalan. Walaupun setiap manusia pasti berbuat kesalahan, tetapi apabila kita telah menetapkan tujuan utama kita, insya Allah kita akan selalu kembali ke arah yang benar.

· Posko 2 : posko yang menguji keyakinan kita. Apakah kita seorang yang mudah dipengaruhi atau tidak. Jadi di posko ini kita harus bisa mempertahankan argumen dan percaya diri.

· Posko 3 : posko yang nggak banget bahkan bisa dianggap sebagai posko yang nggak penting. Di posko ini kita dikancehin (bahasa Indonesianya dikacangin atau dicuekin). Benar-benar membuat kita sakit hati. Seperti kata banyak orang, “Marahilah aku, asal jangan kau acuh aku.” Kata-kata yang cocok buat posko ini, What’s the hell?.

· Posko 4 : posko yang bertugas mencari-cari kesalahan kita. Apa yang kita lakukan, katakan selalu salah. Dan memang itulah kerjanya. Di posko ini kita harus telinga yang kebal dengan cacian dan marahan yang nggak penting.

· Posko 5 : posko sharing. Posko terakhir sebagai tempat curhat, apa-apa saja yang kita peroleh dari posko-posko yang sebelumnya.

Itulah rangkaian acara pada malam itu. Jurit ini selesai kira-kira pukul 04.00 pagi. Dan aku benar-benar tidak tidur dibuatnya. Badanku gatal-gatal dan memerah semua, kecuali muka. Mungkin karena udara yang dingin. Tapi untunglah tidak menghambatku untuk mengikuti rangkaian acara tersebut.

Paginya, hari hujan. Padahal rencananya akan diadakan outbound. Jadi acaranya diganti dengan bernyanyi bersama-sama. Setelah hujan reda dan makan siang, acara dilanjutkan kembali dengan… nyebur ke sungai.

Kita, angkatan 08, disuruh memakai penutup mata dan dimasukkan ke sungai. Padahal airnya begitu dingin dan gatal-gatalku belum begitu sehat. Entah apa yang mereka lakukan kepada kami, yang jelas aku mereka kepalaku di obrak-abrik. Sepertinya mereka memasang begitu banyak benda di kepalaku. What’s the hell it is, yeah! (Pis…) Dan ternyata benar. Kemudian aku disuruh minum sesuatu yang asin. Aku kira itu adalah telur dan aku tidak sanggup meminumnya. Yack!! Ternyata eh ternyata, itu cuma air garam biasanya. Tapi…, sumpah! Asin banget. Setelah meminum air tersebut, aku disuruh mencium bendera Forkommi (aya-aya wae…). Penutup mata pun dibuka. Kakak-kakak yang tadi mengerjai kami ternyata sudah ada di atas sana, mungkin mereka bermaksud untuk kabur dari kejaran kami. Padahal aku sama sekali tidak ada niat untuk mengejar mereka (Uuuk…Haahaak…).

Dan selesailah rangkaian acara Latpinsar kali ini. Terakhir diumumkan siapa yang akan menjadi Upiak dan Buyung Forkommi 08. Ini adalah tradisi dari tahun ke tahun dan pemenangnya adalah…

Ayu, Geofisika 08 : asal Padang Panjang, sebagai Upiak Forkommi

Memet, Adm. Negara 08 : asal Batusangkar, sebagai Buyung Forkommi

Congratulation bagi Upiak dan Buyung Forkommi 08 yang terpilih (kalian baduo cocok ma… jiahahahahaha[2]). Semoga keakraban ini selalu terjaga. Amin…


[1] Kampungan

[2] Kalian berdua cocok lho… Jiahahahahaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar