Sabtu, 03 Januari 2009

Goes to Prambanan…




Aku ke sana bersama dua orang temanku. Aku belum pernah ke Prambanan sebelumnya. Kebetulan temanku, Vera, dari Bandung datang ke Jogja untuk berlibur dan dia meminta aku dan Ayu (teman di Jogja) untuk menemaninya ke Prambanan. Kami ke sana naik Trans Jogja. Kita pergi ke sana benar-benar tidak tepat waktu. Berhubung hari ini adalah tanggal 31 Desember dan besok tahun baru, pasti orang-orang beramai-ramai mengunjungi tempat-tempat wisata untuk merayakan pergantian tahun tersebut. Jalan penuh sesak, bus Trans pun pada penuh-penuh. Kami pun terpaksa menunggu bus berjam-jam.

Akhirnya kami sampai di daerah Prambanan. Dari shelter Trans kami naik becak ke depan gerbang Prambanan. Di sana sudah banyak terlihat pedagang-pedagang yang menjajakan barang dagangannya. Sesampai di loket, kami membeli karcis. Terus terang aku terkejut mengetahui karcis masuk candi harganya 12.500. Menurut aku, harganya tidak sebanding dengan yang akan dilihat nantinya. Padahal kita hanya bisa melihat bangunan utamanya (sedang dalam perbaikan pasca gempa Jogja), tidak diperbolehkan masuk. Kemudian patung-patung budha di dalam beberapa candi sudah banyak yang hilang. Benar-benar Indonesia! Yang tidak menghargai sejarah. Masih jelas dalam ingatan, peristiwa pemboman Candi Borobudur beberapa tahun silam. Terlihat betapa bobroknya mental rakyat Indonesia. Aku berharap bisa mengubah mental tersebut. Yang pasti memulai dari diri sendiri dulu.

Aku berkeliling di sepanjang Candi Prambanan tersebut. Kami pun tak lupa untuk mendokumentasikan moment tersebut. Huff! Dan lagi-lagi aku yang jadi seksi dokumentasi. Memang, aku agak malas difoto, jadi it’s OK for me, right! Hanya sedikit bangunan candi yang masih bisa dimasuki, karena sebagian besar bangunannya rusak.

Candi-candi kecil di sekeliling candi utama susah banyak yang roboh. Aku tidak habis pikir, mengapa candi tersebut masih dibuka untuk umum. Kalau misalnya bangunan candi tiba-tiba saja roboh, mungkin akan memakan korban jiwa. Niat untuk berwisata, malah kehilangan nyawa. Itu sangat tidak lucu.

Kalau dibandingkan dengan Candi Borobudur, Candi Prambanan memiliki ukiran yang lebih detail. Jadi relief yang terdapat pada dinding-dinding candi lebih detail bila dibandingkan dengan Candi Borobodur.

Tak terasa hari sudah mulai sore. Kami memutuskan untuk pulang. Kami takut kalau pulang terlalu malam, jalanan akan macet. Kami pun berjalan menuju halte Trans Jogja. Oh ya, tadi kami kebetulan bertemu dengan kakak kelas di SMA dulu. Jadi kami memutuskan untuk pulang bareng.

Yeah, that’s all!! Sampai ketemu di posting berikutnya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar