Sabtu, 29 Januari 2011

SAYA PUNYA ALASAN UNTUK ITU

Kemaren sepertinya menjadi salah satu hari kelabu bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan dalam satu malam, telah terjadi dua kecelakaan transportasi yang semakin menambah rentetan panjang kecelakaan2 besar di Indonesia selama kurun waktu 1 tahun belakangan ini. Salah satu kecelakaan tersebut yaitu peristiwa terbakarnya kapal Roro Teduh II di Selat Sunda (Merak-Bakaheuni). Kapal yang mengangkut kurang lebih 450 penumpang tersebut terbakar setelah 45 menit berlayar meninggalkan Pelabuhan Merak, Banten. Diduga api berasal dari sebuah bus yang parkir di dek dasar.
Berita terbakarnya kapal Roro Teduh II tanggal 28 Januari 2011

Pada posting kali ini, saya tidak ingin melakukan kritisisasi terhadap keadaan transportasi di Indonesia. Ataupun ingin memperlihatkan sisi skeptifitas saya melalui pertanyaan2a yang menyudutkan pemerintah. Itu tidak akan saya lakukan, OKE!. Jadi, tenang saja pemerintah! Nikmati saja plesiranmuuuu. Saat ini saya sedang menikmati masa SELO yang panjang, jadi saya tidak mau berpikir terlalu berat. Lagipula saya juga bukan seorang kritikus politik (yang menurut saya cuma bisa ngomong doang. Kalo disuruh terjun dan ngerjain langsung, eh dia sendirinya malah bingung *menurut saya lho!)

Back to topic, saya cuma mau berbagi cerita mengenai awal mula mengapa saya tertarik pada bidang jurnalistik dan akhirnya memilih jurusan Ilmu Komunikasi sebagai latar belakang pendidikan. Kejadian terbakarnya kapal Roro Teduh II yang sempat saya bahas sekilas di atas tadi, kembali membuka kenangan dan me-rewind memori saya pada kejadian 4 tahun yang lalu. Tepatnya tanggal 22 Februari 2007 terjadi sebuah kecelakaan terbakarnya kapal Levina I pada saat hendak menyebarangi Selat Sunda. Kejadiannya hampir sama, api diduga berasal dari kendaraan yang parkir di dek bawah kapal. Peristiwa tersebut memakan lebih kurang 50 korban jiwa. Namun naasnya, kejadian tidak berakhir di sana saja. Pada tanggal 25 Februari 2007, bangkai kapal yang memang sudah dalam kondisi parah tersebut karam di saat petugas KNKT dan beberapa wartawan naik untuk melakukan investigasi. Kapal Levina I kembali memakan korban, termasuk di antaranya orang dua orang wartawan, kameraman Lativi dan SCTV (Moh. Guntur)
Berita tenggelamnya bangkai kapal Levina I tanggal 25 Februari 2007

Yang membuat saya benar-benar tersentuh adalah cerita dari teman sesama wartawan (reporter Indosiar klo gak salah) yang sempat ikut tenggelam bersama 2 orang korban tapi segera diselamatkan oleh tim SAR. Menurutnya, pada saat kejadian, Guntur (korban, kameraman SCTV) sempat berpegangan pada besi kapal dengan sebelah tangannya. Dan sebelahnya lagi tetap memegang kamera. Guntur sempat mengatakan bahwa ia tidak berenang. Reporter Indosiar itu pun menyuruh agar Guntur melepaskan kamera agar bisa berpegangan kepadanya. Tapi ia tidak mau, dan akhirnya ia pun ikut terbawa pusaran kuat air laut pada saat bangkai kapal Levina tenggelam. Menurut istrinya, Guntur begitu memegang teguh tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Hal inilah kiranya yang membuat Guntur tetap mempertahankan tanggung jawab (kameranya) yang berikan walaupun harus nyawa taruhannya. So sweet!! Andai ada banyak Guntur di Indonesia, mungkin negara tidak akan seperti ini ya?!
"Seorang jurnalis sejati adalah mereka yang gugur pada saat menjalankan tugas. And he is the one of them"

Inilah yang membuat saya hingga detik ini masih tetap bertahan melanjutkan studi di jurusan Ilmu Komunikasi ini. Keinginan yang kuat untuk menjadi kameraman 'budiman' *aseeeekkk- ato paling tidak, seorang jurnalis handal membuat saya terus berusaha memberikan yang terbaik. *saya juga harus belajar renang, supaya peristiwa di atas gak kejadian #random abis* Walaupun saya harus "membayar" mahal *emang mahal sih- untuk mewujudkan mimpi tersebut karena tidak jarang rasa jenuh akan selalu datang menjelang dalam proses menuju ke sana.
My Dreams. semoga come true. Amin..

Tapi saya yakin, saya bisa!! *Amiiinnn.. Karena hanya dengan mimpi, hidup akan terasa berharga untuk diperjuangkan. Benar tidak? :))

Sekian posting saya. Sampai jumpa diposting2 berikutnya. Caaaaa...

2 komentar:

  1. kan sudah saya bilang, jadi artis dulu mumpung ada tawaran.. :)) hahaha

    BalasHapus
  2. hahaha... ogah aku klo jadi artis reality show
    klo artis film mah, lumayann
    nah, ini... ntar aku disuruuh pura2 kesurupan
    makan duit haram aku, gara2 melakukan kebohongan publik *aiiiissss :p

    BalasHapus