there's difference between knowing the path and walking the path....(the wachoski brothers)
Selasa, 16 November 2010
IRONI PENGUNGSI MERAPI
keterangan:
* pengungsi di jogja (Kiri)
** yang katanya "pengungsi" (Kanan)
hal ini bercerita tentang ironi pengungsi merapi. d isaat para pengungsi di jogja bingung memikirkan nasib mereka setelah merapi ini kelak, saya malah asyik dengan "kesibukan" saya sebagai "pengungsi" dijakarta.
ingin rasa hati menolong mereka, dan menjadi relawan di sana. tapi...., memang kondisi tidak mengizinkan saya untuk bertahan di sana dengan kondisi demikian. dan akhirnya saya mengalaha pada keadaan.
maafkan saya JOGJA!! :'(
avatar kontroversial
nih.. aku post...
padahal aku gak dari hati lho masang avatar twitter kayak gituan. cuma iseng doang. bener deh!! mungkin gara-gara semua orang pada sensi terhadap sesuatu yang berbau jogja. saking kangennya dengan jogja berhati nyaman... JOGJA MEMANG NGANGENIN!!
hiks... jadi terharu. pengen segera balik ke jogja.
jogja, apa kabarmu hari ini :'(?
sudah tidurkah "si kecil" (merapi.red)?
aku tidak membencinya?
hanya saja, apa yang dia lakukan belakangan ini membuat orang yang menyayanginya menjadi takut.
aku harap si kecil tak mengamuk lagi
semoga..... :)
ku rindu jogjaku yang nyaman :)
lagipula mbak-mbak kos pada mudik karena kuliah diliburkan. gak lucu juga kali sendirian di kosan, mana gak ada kerjaan. mau jadi relawan, sadar kalo gak punya "bakat" apa-apa yang bisa dipertunjukkan untuk para pengungsi :P
yaaaahhh kalo gitu, mending cabut wae. daripada ngegeje dikosan, mending dijakarta sekalian. biar gak ditelponin mama mulu. ampe panas nih telinga disuruh ngungsi tiap 3 jam sekali.
btw, nih ada beberapa foto pasca letusan merapi 5 november 2010. videonya juga ada sih. tapi sinyal lagi ngehe' banget.. ntar kapan-kapan deh!!!
beberapa orang anak berjalan menggunakan masker di antara hujan abu yang masih mengguyur kota Yogyakarta, 15/11/2010
.
pemandangan depan kosan dilihat dari jendela kosan, 15/11/2010. udah kayak difilm korea aja. pada putih semua :))
weleeeehhhh.. aku lupa bawa kabel data handphone. jadi gak bisa mindahin foto. padahal di handphone ada lebih banyak foto. ntar deh, kalo udah nyampe di jogja, tak upload lagi oke!!
sekalian ama videonya.....
sooooo, sekian posting hari ini :))
Senin, 27 September 2010
DARIPADA GAK DIAPA-APAIN SAMA SEKALI.. YA GAK!!!
yaudah... numpang ditaro di sini aja ya. mohon dimaklumi deh
daripada gak diapa-apain sama sekali :P
ya gak..
seeeppp dah.. selamat menikmati
jangan lupa komentarnya ya :)
JAMBI, 11/9 - TRADISI NYEKAR. Ratusan orang mengunjungi makam sanak saudaranya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Guguk, Dusun Baru Siulak, Kerinci, Jambi, Sabtu (11/9). Ritual yang biasanya dilakukan pada hari kedua lebaran ini dikenal dengan tradisi nyekar, dan sudah menjadi kebiasaan warga setempat tiap tahunnya sehabis lebaran pertama.
BUKITTINGGI, 14/9 - JAM GADANG. Ratusan orang memadati taman di seputaran Jam Gadang, Bukittinggi, Selasa (14/9). Daerah Jam Gadang selalu menjadi tempat favorit masyarakat Bukittinggi dan sekitarnya untuk mengisi liburan pasca lebaran setiap tahunnya.
YOGYAKARTA, 28/7 - ANAK JALANAN. Seorang anak jalanan menjajakan dagangannya di perempatan Jalan Kaliurang, Yogyakarta, Rabu (28/7). Keadaan ekonomi yang lemah dan tuntutan kehidupan yang berat menjadi alasan anak-anak di bawah umur mencari penghasilan di jalanan. Hal tersebut mereka jalani walaupun harus "kucingan-kucingan" dengan petugas tantib yang menjelang lebaran semakin giat melakukan sidak gepeng dan anjal.
hahaha...
sekian posting saya pada saat ini
daripada gak posting sama sekali
hehehe
DARIPADA GAK!!!
:p
Minggu, 18 Juli 2010
IHIIIIIII DIMUAT.. JADI SENANG!!!
LIAT YAAAAA. EMANG GAK BEGITU BAGUS SIH, TP YG PNTING DIMUAT. HAHAHAHHA
http://www.antarafoto.com/cari/v1278583815/penerimaan-siswa-smk
http://www.antarafoto.com/cari/v1278583810/razia-pengendara-motor
http://www.antarafoto.com/cari/v1278053720/kesenian-jathilan
http://www.antarafoto.com/cari/v1277974821/gladi-bersih
http://www.antarafoto.com/cari/v1278076501/aksi-tdl
sebenarnya, ada beberapa lagi sih!!
tapi lumayan susah buat ditemuin. ntar aku cari dulu... hehehe
Minggu, 11 Juli 2010
Rabu, 16 Juni 2010
Sweet “Family” in Awesome City
Dan di “Awesome City” inilah saya belajar mengenai cita rasa perbedaan tersebut. Mengerti bahwa perbedaan tidak serta merta menjadikan kita terpecah belah. Mengerti bahwa perbedaan itu membuat hidup semakin berwarna. Mengerti bahwa perbedaan dapat membuat hubungan terasa dekat karena saling melengkapi satu sama lain. Dan mengerti bahwa perbedaan itu membuat kita menjadi lebih dewasa dalam bertindak.
Sebenarnya saya hanya ingin bercerita mengenai beberapa teman – dapat dikatakan dekat, sering berinteraksi dengan saya dalam satu dan lain hal – di “Awesome City” ini. Nggak begitu banyak sih!! Tapi lumayan lah… Yang jelas mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itulah sebelumnya saya membuat prolog mengenai “Perbedaan” tersebut. Saya mulai perkenalannya ya!?
1. Tina Tri Hantari a.k.a Teteh
Ini nih yang keibuan banget. Suka ngelonin, nasehatin, ngasih belanja (nggak segitunya kali! Hehe). Tapi kadang-kadang suka kebangetan. Apalagi kalau lagi diboncengin. Cewek yang satu ini nggak bisa diem, selalu jadi “sopir dua.” Bikin nggak bisa konsentrasi. “Eh, awas! Ada mobil di belakang. Eh, awas! Ke kiri dikit. Eh, awas. Anjingnya nyebrang. Eh, awas! Neneknya salto. Eh, awas!...” Huff..!! Capek banget boncengin anak KARAWANG satu ini. Jadi pengen nurunin di tengah jalan, terus dibiarin dilindes becak Mas Bejo.
Berbicara mengenai hobi, sepertinya cewek kelahiran 23 Desember 1989 ini senang bernyanyi, terkhusus nyanyi India. Kalau sudah cerita tentang India dan ke-Bollywood-an, hm, nggak bisa berhenti. Bisa-bisa nyampe tahun baru berikutnya. Kacau!! Pokoknya, TETEH…BOLLYWOOD ABIZ.
3. Amanda Kusuma W. a.k.a Mando
Cewek yang satu ini juga sangat amat tergila-gila dengan yang namanya KOREA, KOREA, dan KOREA. Selain itu dia juga sangat bercita-cita untuk study di luar negeri. Anak tunggal asal PASURUAN ini bahkan selalu mengupdate info-info mengenai segala hal berbau luar negeri.
Tidak ada yang aneh sih dari manusia kelahiran 5 Juni 1990 ini. Selain cegukannya yang khas banget. Saya tidak bisa menggambarkan detail kekhasannya di sini, karena… ya karena memang tidak bisa. (piye toh!) Dia juga sering ngeluarin suara-suara ‘aneh’ yang…. ya gitu deh. Susah diungkapkan dengan kata-kata manusia (sakit!). Kalau mau tahu, temui saja langsung.
3. Ditta Aprilia a.k.a April
Analisis saya mengatakan anak satu ini diberi nama ‘April’ karena lahir pada bulan April. Dan ternyata…, BENAR!!! Cewek asal SEMARANG ini lahir pada tanggal 11 April 1990. Sangat keranjingan dengan yang namanya FILM dan segala sesuatu tentang KOREA. Kalau dia udah cerita tentang film, bbbbeeehhh! Nggak bisa berhenti, bo’. Apalagi film korea, atau hal-hal yang berbau korea lah. Angkat tangan deh! (Nyerah). Kalau buat diskusi mengenai film, paling enak sama dia nih. Tapi kadang-kadang suka nggak nyambung juga sih. Sayanya yang bego’ atau dianya yang autis ya. (Kurang tahu!)
Bagi mereka yang baru pertama kali bertemu dengan April pasti akan mengira bahwa dia itu anaknya jutek. Padahal nggak juga sih!! Emang tampangnya aja yang jutek, tapi hatinya baik kok… HAHAHAHAHA. Walaupun kadang-kadang marmos juga sih. Dan saat penyakit marmosnya kambuh, sumpah! Nyebelin banget. Pengen tak tabokin tu anak. Anak siapa sih? HHHEHEHE.. (Pis, gan!)
Minggu, 06 Juni 2010
akhirnya ada yang follow (Terharu)
baru sekarang ada yang follow blog-ku
jadi terharu..
dan setelah sekian lama gak posting, aku malah ngepost tulisan sampah
hehehehehe...
yaudah sih! blogku ini..
blweeeekkk
(NGACO)
Rabu, 06 Januari 2010
REPORTASE MENDALAM TENTANG MEDIA PENYIARAN KOMUNITAS RADIO AGRICIA FAKULTAS PERTANIAN
Pada tugas praktikum “reportase mendalam tentang media penyiaran komunitas,” kebetulan kelompok saya memilih Radio Agricia sebagai objek studi kami. Radio yang didirikan tanggal 28 Maret 2003 merupakan radio kampus milik Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi pertanian. Menurut narasumber yang kami wawancarai, pada awal didirikan, radio ini hanya bertujuan sebagai pelengkap mata kuliah manajemen penyiaran saja. Kemudian atas inisiatif beberapa orang, maka didirikanlah radio yang memiliki visi mengeksplorasi wacana pertanian di lingkungan kampus dan misi untuk menjadi pusat penyiaran informasi pertanian di lingkungan kampus tersebut.
Radio ini berada di frekuensi 107,8 FM dengan jangkauan siarannya hanya 4 km efektif dan output power 50 watt. Sebagai salah satu radio komunitas, mereka tidak bertujuan mencari laba atau keuntungan tertentu. Biaya kehidupannya berasal dari iuran anggota, barter serta jurusan.
Berdasarkan pengertian media penyiaran komunitas di dalam UU No.32 Tahun 2002, ada beberapa aspek dari Radio Agricia yang tidak sesuai dengan UU tersebut antara lain:
a. Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum
Saat kami tanya mengenai perizinan radio ini, pihak Agricia yang diwakili oleh Fida, Pertanian 2006, selaku Humas Radio Agricia mengaku bahwa radio tersebut hingga saat kami wawancara belum terdaftar sebagai radio komunitas secara hukum. Jadi mereka belum berbadan hukum.
Susahnya administrasi ataupun birokrasi yang harus dilewati menjadi hambatan bagi pengurus untuk mendaftarkan radio secara legal. Lagipula kontiniuitas dari radio yang berada di frekuensi 107,8 FM ini masih ngambang. Dalam beberapa tahun belakangan mereka sering vakum siaran dikarenakan kurangnya waktu dan sumber daya manusia untuk mengurus radio tersebut. Seringnya razia radio liar akhir-akhir ini juga membuat pengelola semakin jarang on air.
Mereka menegaskan bahwa tahun ini pengurus akan berusaha untuk menjadikan Radio Agricia menjadi radio berbadan hukum sehingga tidak perlu siaran secara sembunyi-sembunyi lagi.
b. Didirikan oleh komunitas tertentu untuk melayani kepentingan komunitasnya
Menurut pandangan saya, radio ini tidak memiliki tujuan yang jelas. Siapa saja yang menjadi pendengar mereka belum terlihat secara pasti. Dan bagaimanakah konsep dari radio itu sendiri masih kabur. Mereka menyebut radio komunitas ini sebagai radio pertanian. Namun konten dari program-program acara di radio tersebut cenderung terlihat seperti acara radio komersial pada umumnya. Lebih banyak menyediakan acara hiburan dari pada informasi pertanian. Jadi, dapat dikatakan radio ini belum memiliki konsep, pendengar, dan cita-cita yang jelas mengenai keberlangsungannya ke depan.
Ada beberapa prinsip-prinsip utama yang harus diperhatikan dalam media penyiaran komunitas, antara lain:
• Bersifat Independen
Berdiri sendiri. Dana untuk bertahan hidup mereka dapat dari iuran anggota, sumbangan, hibah, sponsor, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
• Tidak komersial
Didirikan tidak dengan tujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan sehingga radio komunitas tidak menerima iklan komersil dalam bentuk apapun.
• Didirikan dari, oleh, untuk, dan tentang komunitasnya
Radio komunitas dibentuk oleh sebuah komunitas yang memiliki tujuan bersama dan dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan komunitasnya. Sumber modal untuk kelangsungan hidup juga akn diusahakan sendiri oleh komunitas tersebut.
• Mempunyai kode etik dan tata tertib yang diketahui oleh komunitas dan masyarakat lainnya.
DEMOKRATISASIKAH MEDIA PENYIARAN INDONESIA?
Berbicara tentang apakah media penyiaran di Indonesia telah membantu proses demokratisasi, menurut saya sebelum kita berbicara demokrasi dalam media penyiaran, kita harus mengerti dulu konteks demokrasinya. Setiap negara memiliki pengertian berbeda-beda mengenai demokrasi tersebut. Negara yang liberal kadang-kadang menganggap mereka termasuk negara demokrasi. Bahkan ada negara yang cenderung kepada komunis juga menganggap diri mereka penganut sistem demokrasi. Jadi, intinya adalah demokrasi itu sistem, dan sistem merupakan sebuah nilai, nilai adalah sesuatu yang abstrak sehingga setiap orang memiliki pandangan berbeda mengenai suatu objek.
Walaupun begitu, kita dapat menyatukan pandangan mengenai nilai terhadap suatu objek. Setidaknya berupa gambaran atau landasan pemikiran. Indonesia dalam hal ini menyatakan diri sebagai negara penganut demokrasi pancasila. Jadi landasan pemikiran kita mengenai demokrasi di Indonesia adalah pancasila. (Walaupun, Pancasila pun juga merupakan sesuatu yang abstrak, sehingga jika memikirkan arti dari setiap sila di Pancasila kita bagaikan terombang-ambing di tengah samudra yang sangat luas.)
Jika kita melihat media penyiaran di Indonesia dari sudut pandang demokrasi pancasila, seperti mereka sudah mulai berusaha merangkak untuk mencapai sebuah demokratisasi. Namun walaupun begitu, tetap saja masih ada penyelewengan di dalamnya. Hal ini dapat terlihat dari sebuah berita di stasiun swasta TV One, Anteve dan Metro TV, pada saat terjadinya Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar beberapa waktu yang lalu. Kedua stasiun ini seperti yang kita ketahui merupakan kepunyaan dari dua kandidat terkuat calon ketua Partai Golkar, antara lain Aburizal Bakrie pemilik stasiun TV One da Anteve, sedangkan Surya Paloh pemilik stasiun Metro TV. Stasiun TV itu berlomba-lomba memberitakan kelebihan masing-masing pemiliknya. Padahal berita tersebut sangat tidak lebih penting dibandingkan dengan berita gempa Sumatera Barat yang kebetulan berbarengan terjadi.
Contoh lain terlihat dari jenis program acara di TV. Kebanyakan dari acara di TV itu memiliki jenis yang sama tiap stasiun TV. Walaupun dengan judul yang berbeda, tapi memiliki konsep yang sama. Hal seperti ini sering terjadi pada acara yang memiliki rating tinggi di masyarakat. Stasiun TV pasti akan berusaha membuat tayangan yang sama dengan acara tersebut. Mereka tidak memikirkan apakah penonton enjoy dengan keadaan yang sepertinya itu. Mereka hanya memikirkan keuntungan yang mereka dapat seandainya acara tersebut “laku” di pasaran. Semakin sebuah acara memiliki rating yang tinggi di masyarakat, semakin banyak pula iklan yang masuk ke acara tersebut. media penyiaran akhir-akhir ini memang telah menjadi ladang bisnis yang menguntungkan bagi para pebisnis. Inilah yang membuat penonton merasa bosan menyaksikan acara-acara di televisi dan akhirnya mereka pindah ke televisi kabel yang memberikan kesempatan kepada konsumennya untuk memilih tayangan yang cocok dengan selera.
Di dalam sebuah tulisan Andrew O Baoil berjudul The Effect of Ownership Structure on The Media Agenda, media penyiaran seperti yang dijelaskan di atas termasuk jenis kepemilikan conglomerate commercial model yaitu jenis kepemilikan yang semata-mata hanya mengacu pada pendapatan keuntungan semata tanpa memikirkan social impact di masyarakat.
Lagipula, banyak pihak yang berpendapat dengan pembentukan UU penyiaran, pers dan ITE semakin mengekang proses demokrasi di badan media penyiaran. Kebanyakan dari isi UU penyiaran memberikan otoritas tertinggi kepada pemerintah untuk mengatur perpanjangan izin penyiaran, pemberian izin penyiaran, mencabut izin penyiaran, serta memberikan sanksi kepada lebaga penyiaran. Dari sini terlihat bahwa demokrasi di media penyiaran Indonesia BELUM sepenuhnya tercipta. Namun paling tidak, sepertinya media penyiaran di Indonesia akan berusaha membenahi diri mereka dari tahun ke tahun.
Senin, 04 Januari 2010
Mirip??? Masa’ sih…
Kalau cuma dianggap mirip sih, tidak masalah. Persoalannya adalah saat kami dikira kembar cowok-cewek. Gawat nggak sih! Parahnya lagi, yang dikira cowok itu SAYA. Saya, V*V*IN L*ZE*HA alias I*IM. Begini ceritanya… Suatu hari (lupa tanggalnya!), saya bersama keluarga baru pulang mudik dari kampung halaman tercinta (Kerinci, Jambi) sehabis lebaran. Jam menunjukkan pukul 13.00 dan menandakan sudah saatnya makan. Kami pun memutuskan untuk berhenti di sebuah rumah makan di sekitar wilayah tersebut (kalau tidak salah daerah Padang Aro, Solok Selatan).
Setelah menunaikan kewajiban sebagai umat beragama yaitu sholat, saya pun masuk ke dalam rumah makan tersebut. Saat itu kebetulan saya tidak memakai kerudung karena mengira selama perjalanan akan selalu berada di dalam mobil. Jadi saya hanya memakai jaket yang di belakangnya ada topi kupluknya. Otomatis topi tersebut dapat berfungsi sebagai penutup kepala saat saya turun dari mobil. Setelah memasuki rumah makan dan memesan makanan, saya duduk di sebelah adik saya yang pertama, AYA. Sayup-sayup terdengar bisikan dari sekelompok remaja yang duduk di sebelah meja kami, “Eh, itu dia kembaran yang cowoknya,” sambil melihat ke arah saya. Bagaikan telur di ujung tanduk (atau Bagaikan petir di siang bolong? Aaahhh, sebodo amat deh…) kata tersebut terdengar olehku. “Apa?? Hello.., saya cewek ya!?” bisik di dalam hati. Telinga saya panas mendengar perkataan mereka tadi. Aya hanya tertawa kecil mendengarnya.
Huff!! Apakah saya terlihat segitu machonya dimata mereka? Entah lah…
Sekarang coba kalian lihat, teliti, dan telaah secara seksama! Mirip nggak sih?